AHLAN WASAHLAN,ISLAM MUMTAZ, JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR

Metode Penelitian Kuantitatif


Oleh : Abdurrohim dan Moch. Syamsul Arifin
A.    PENDAHULUAN
Banyak anggapan seseorang ketika disebutkan kata penelitian yang dibayangkan adalah suatu kesibukan di laboratorium dan dilakukan oleh seorang yang profesional dan ahli. Memang anggapan ini ada betulnya, namun tidak semuanya sebuah proses penelitian seradikal itu dan dilakukan oleh yang profesional.
Metode Penelitian Kuantitatif
Pada hakikatnya sebuah penelitian dapat dilakukan dengan sederhana dan dilakukan oleh seorang pelajar, asalkan melalui prosedur yang baik dan benar. Dikarenakan pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Sehingga meneliti dengan data yang sudah ada tidak jauh beda dengan sebuah pelaporan dalam skala tinggi. Dan pada skala lebih rendah dapat diartikan pula sebagai sebuah penelitian.

Pada makalah ini, peneliti ingin membahas tentang penelitian kuantitatif sebagai perbandingan dengan penelitian kualitatif yang telah dibahas sebelumnya.

B.     PEMBAHASAN
1.      Definisi Kuantitatif
Metdode ini sering disandingkan dengan metode kualitatif. Kuantitatif sering juga disebut dengan metode tradisional dikarenakan telah lama digunakan dan memiliki berlandaskan filsafat positivisme sehingga juga dikenal dengan positivistik. Dalam kamus ilmiah populer, kuantitatif  berarti “menurut kuantitas/ banyak/ jumlah”[1] dalam hal ini Suharsimi menegaskan, penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya[2]. Adapaun definisi penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagain dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena alam.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial[3].
2.      Bentuk Rumusan Masalah dalam Penelitian Kuantitatif
Rumusan masalah  merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam penelitian kuantitatif terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu :
a.       Rumusan masalah Deskriptif,  adalah rumusan masalah yang berkenaan dengan satu variabel atau beberapa yang mandiri.
b.      Rumusan masalah Komparatif, adalah rumusan masalah yang berbentuk perbandingan antar variabel pada beberapa variabel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c.       Rumusan masalah Assosiatif. Merupakan rumusan masalah yang menanyakan tentang hubungan antar dua variable atau lebih. Baik berbentuk hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/ resiprocal/ timbal balik[4].
Dari beberapa rumusan masalah ini, sebagai lanjutannya adalah hipotesis penelitian, yang sudah tentu disesuaikan dengan rumusan masalah yang ada. Adapun bentuk-bentuk hipotesis sebagai berikut:
a.       Hipotesis Deskriptif; merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu berkenaan dengan variabel mandiri
b.      Hipotesis Komparatif; merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini, variabelnya boleh saja sama namun sampel dan populasinya berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
c.       Hipotesis Assosiatif; amerupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah assosiatif[5].

3.      Jenis Penelitian Kuantitatif
Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat menggunakan metoda dan rancangan (design) tertentu dengan mempertimbangkan tujuan penelitian dan sifat masalah yang dihadapi.  Secara garis besar berdasarkan metodenya penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a.       Penelitian Eksperiment
Penelitian eksperimen pada dasarnya ingin menguji suatu sebab dan akibat dengan jalan memberikan perlakuan tertentu kepada subyek yang diteliti. Ada tiga rancangan eksperimen:
1)      Pre eksperimental (Pra eksperimental)
Rancangan ini hanya menggunakan kelompok eksperimen saja tidak menggunakan kelompok control dan sampel diambil tanpa menggunkan randomisasi.
2)      Eksperimental murni (true eksperimental)
Rancangan ini memenuhi semua persyaratan penelitian eksperimental, ada kelompok control dan randomisasi.
3)      Eksperimen semu (quasi eksperiment)
Pemilihan subyek pada rancangan ini tidak dilakukan secara random. Rancangan ini sering kali digunakan melakukan eksperiment dibidang pendidikan khususnya eksperiment di dalam kelas.
b.      Non eksperiment
Yang termasuk dalam jenis penelitian non eksperiment adalah:
1)      Rancangan ekspose fakto
Rancangan ini dipakai apabila keinginan untuk menentukan hubungan antar variable tidak dapat dilakukan dengan cara eksperimen, karena variable bebas telah bekerja dan telah menimbulkan pengaruh terhadap variable tergantung (akibat). Berikut ini rancangan ekspose fakto yang sering digunakan:
2)      Correlation studies
Rancangan ini sangat sederhana, dua set skor dikumpulkan, satu set untuk satu variable yang dicakup dalam penelitian dihubungkan dengan variable lainnya. Selanjutnya dihitung koefisien korelasi untuk menunjukkan kekuatan hubungan antar variable. Teknik statistic yang sering digunakan adalah koefisien korelasi, regresi, dsb.
3)      Causal comparative studies
Rancangan penelitian ini sederhana. Peneliti memilih dua kelompok subjek yang berbeda dalam variable bebas, mengukur untuk variable tergantung pada semua subyek dalam kedua kelompok tersebut. Uji statistik yang sering digunakan adalah t-test, kai-kuadrat, analisis varian dsb.
4)      Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif berkenaan dengan pengumpulan data untuk mendeskripsikan apa dan bagaimana suatu fenomena sebagaimana waktu penelitian dilakukan. Rancangan yang termasuk jenis ini adalah penelitian survey.
5)      Penelitian survey
Pada dasarnya rancangan survey ini hampir sama dengan rancangan correlational studies dan causal comparative. Peneliti mengumpulkan data dari sampel untuk satu atau lebih variable. Selanjutnya diolah menjadi distribusi frekuensi, tandensi central, variabilitas untuk mendeskripsikan sampel atau populasi tiap-tiap variable[6].
4.      Fokus dan Fungsi Teori
Fokus teori dibedakan menjadi tiga, yaitu teori substantif, teori formal dan midle range theory. Sedangkan fokus teori pada penelitian kuantitatif adalah yang bersifat substantif, yang artinya is developed for a specific area of social concern such as deliquent gange, strike, diforce, or ras relation (dikembangkan untuk area spesifik dari kepedulian sosial seperti perekmbangan suku, pemogokan, perceraian, atau hubungan ras)[7].
Pada dasarnya, semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal dengan sebuah teori. Cooper and Schindler menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian sebagai berikut:
a.        Theory narrows the range of fact we need to study
b.        Theory suggest wich research approaches are likely to liyeld the greatest meaning
c.         Theory suggest a syistem for the research to impose on data in order to classify them in the most meaningful way
d.        Theory summarizes what is know about object of study and states the uniformities that lie betond immidiate observation
e.         Theory can be used to predict further fact that should be found.
Dalam penelitian kuantitatif, teori sebagai landasan yang digunakan harus sudah jelas, karena teori disini berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis  dan sebagai refrensi untuk menyusun instrument penelitian.
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama sebenarnya digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk variabel yang akan diteliti. Sedangkan fungsi teori yang kedua, adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian.
5.      Cara Manyusun Instrument
Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran maka harus alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah.[8]
Variabel sendiri dalam penelitian kuantitatif, memeiliki ciri-ciri fakta sosial dengan angka[9]. Instrument-instrument yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji, validitas dan reabilitasnya variabel-variabel dalam ilmu alam, misalnya panas maka instrumentnya adalah calorimeter, suhu menggunakan isntrument thermometer dan lain sebagainya. Namun instrument penelitian dalam bidang sosial umumnya, yang sudah baku sulit ditemukan, sehingga peneliti dalam bidang ini seringkali menyusun sendiri termasuk pengujian validitas dan reabilitasnya. Untuk dapat menetapkan indikator-indikator (sebagai alat isntrument penelitian) dari setiap variabel yang diteliti maka diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori yang mendukungnya. Penggunaan teori untuk menyusun instrument harus secermat mungkin agar diperoleh indikator yang valid[10].
           Setelah tersedia instrument yang terstandar, maka peneliti boleh menggunakannya untuk mengumpulkan data. Bagi instrument yang belum tersedia (indikator variabel belum ditemukan), maka peneliti harus menyusun sendiri, mulai dari perencanaan, penyusunan sampai pengadaan uji coba. Terdapat beberapa prosedur dalam pengadaan instrument, yaitu:
a.       Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi variabel.
b.      Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan pedoman wawancara.
c.       Penyuntingan, yaitu melengkapi instrument dengan pedoman mengerjakan surat pengantar, kunci jawaban dan lain sebagainya.
d.      Uji coba, baik dalam skala kecil maupun besar
e.       Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran.
f.       Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba[11].
Setelah penyusunan instrumen, diperlukan pula validatas dan reabilitas instrument. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Sedangkan untuk menunjukkan konsitensi instrument digunakan reabilitas intrument[12].
Validitas instrument, terbagi menjadi dua, a) Eksternal; merupakan data yang dihasilkan dari instrumen, sesuai dengan data atau informasi lain. dan b) Internal, merupakan kesesuaian antara bagian-bagian instrument, dengan instrument keseluruhan.[13]
Sedangkan reabilitas instrument, menunjukkan pada sebuah pengertian bahwa instrument yang digunakan sudah baik (secara continue). Reabilitas ini juga terbagi menjadi dua, yakni a) Eksternal,  dengan cara membuat dua perangkat yang berbeda yang selanjutnya dikorelasikan.  Atau dengan cara menguji dengan berulang. dan b) Internal, dengan cara menganalisa data dari hasil pengetasan[14].
6.      Teknik Pengumpulan Data
a.      Wawancara (Interview)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil/ sedikit[15].
Teknik ini dapat dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur, baik melalui tatap muka atau dengan telephone. Adapaun anggapan yang harus dipegang oleh peneliti dalam melakukan tekni ini, antara lain :
1)      Bahwa subyek (reponden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
2)      Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
3)      Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti[16].
b.      Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seprangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Teknik ini bagus digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar luar diberbagai wilayah. Adapaun beberapa prinsip dalam penggunaan teknik ini antara lain:
1)        Isi dan tujuan;  maksudnya pertanyaan yang digunakan berbentuk pengukuran yang berskala dan itemnya mencukupi untuk mengukur variabel.
2)        Bahasa; maksdunya adalah penggunaan bahasa yang mudah dimengerti bagi responden.
3)        Tipe dan Bentuk Pertanyaan; penggunaan pertanyaan dapat berupa pertanyaan terbuka atau tertutup.
4)        Pertanyaan tidak mendua (double-berreled); artinya, pertanyaan hal yang berbeda, tidak disatukan dalam satu pertanyaan[17].
5)        Tidak menanyakan hal yang sudah dilupakan oleh responden.
c.       Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.  Teknik ini berbeda dengan teknik sebelumnya, yang selalu berkomunikasi dengan orang, dalam teknik observasi tidak hanya dengan orang namun juga obyek-obyek yang lain. Observasi terbagi menjadi dua, yaitu :
1)      Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-sehari orang yang sedang diamati atau yang digunakan  sebagai sumber data penelitian.
2)      Obervation Nonparticipant
Peneliti dalam teknik ini tidak terlibat langsung, namun sebagai peneliti independen. Salah satu conoth dalam proses Tempt Pemungutan Suara (TPS), peneliti mengamati prilaku masyarakat dalam hal menggunakan hak suaranya, sampai masalah interaksi mereka dengan panitia. Disini peneliti mengamati dan menganalisa  serta membuat kesimpulan[18].
7.      Teknik Analisis Data
Sebelum membahas Analisis data, perlu dikemukakan disini data yang dimaksud dalam penelitian kuantitatif, data merupakan kata bentuk jamak dari datum yang memiliki arti karunia, pemberian atau penyajian.
Sedangkan data secara definitif berarti “ kumpulan angka, fakta, fenomena  atau keadaan yang merupakan hasil pengamatan, pengukuran atau pencacahan terhadap karakteristik atau sifat dari obyek yang dapat berfungsi untuk membedakan objek yang satu dengan  lainnya pada sifat yang sama[19].
Adapaun jenis data berdasarkan skala ukurannya terbagi menjadi tiga, yaitu:
a.       Data Nominal, adalah data yang mengandung unsur penamaan. Skala ini memiliki ciri utama, yaitu Kategori data bersifat mutually exclusive (satu objek masuk hanya pada satu kelompok saja) dan kategori datanya tidak bersifat logis
b.      Data Ordinal, adalah data yang selain memiliki penamaan, juga memiliki unsur urutan (order= urut). Ciri data ini berupa kategori data disusun dengan urutan logis sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki.
c.       Data Ratio, merupakan data yang selain memiliki penamaan, dan urutan, juga intervalnya bermakna dan angka nolnya mutlak, sehingga rationya memiliki makna[20].
dalam penelitian kuantitatif merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain telah terkumpul. Kemudikan dilakukanlah analisis data ini. maksdunya adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti , melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, serta melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Terdapat dua macam analisis data, yaitu : Statistik Deskriptif dan Inferensial. Statistik Deskriptif, Adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis data macam ini digunakan pada populasi (bukan pada sampel), namun apabila berupa sampel, maka dapat digunakan deskriptif dan Inferensial. Statistik Inferensial, atau sering disebut dengan statistik induktif, adalah teknik yang digunakan untuk menganalisa data sampel dan hasilnya digunakan untuk populasi.
Teknik Statistik Inferensial ini juga disebut dengan probabilitas, dikarenakan kesimpulan yang diambilkan dari sampel untuk populasi itu sebenarnya masih bersifat peluang (probability). Sedangkan Statistik Inferensial terbagi menjadi dua, Parametris (digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik) dan Nonparametris (menguji distribusi)[21]
8.      Penarikan Kesimpulan
Rumusan Malasah
 
Kesimpulan
 
Data
 
Hipotesis
 
Terdapat dua cara dalam menarik kesimpulan tergantung pada rumusan masalah penelitian yang didasarkan atas data yang didapat, statistik atau nonstatistik.
 



a.       Kesimpulan statistik
Dalam mengelola jenis data kuantitatif yang bersifat statistik dengan mempertimbangkan sampel. Kesimpulan penelitian yang menggunakan teknik statistik dapat digeneralisasikan pada populasi, apabila dari sampel dapat diketahui bahwa populasinya berdritribusi normal. Namun apabila tidak berdristribusi maka harus menggunakan satatistik non-parametik.
b.      Kesimpulan Nonstatistik
Dalam penelitian kuantitatif, penarikan kesimpulan dengan cara mencari proporsi, mencari presentase dan rasio. Jika analisis datanya berupa proporsi, presentasi ataupun rasio maka kesimpulannya disesuaikan dengan permasalahannya[22]. Sebagai contoh :
Peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang laboratorium IPA, di sebuah SMP A,  didalam pedoman laboratorium yang dikeluarkan Departemen B, sudah tentu sudah dicantumkan persyaratan dan standart sebuah laboratorium. Persyaratan tersebut dijadikan standar untuk mengukur keadaan laboratorium dengan menilai berbagai aspek dalam bentuk angka kuantitatif.
·         Kelengkapan alat : 75 %
·         Pengaturan           : 70 %
·         Penggunaan          : 60 %
Rata-rata penilaian menjadi [75% + 70 % + 60 %] = + 68%
                                                                    3
Apabila sebelumnya peneliti sudah menetukan standar bahwa :> 75% baik, antara 60%-75% cukup, < 60% kurang baik, maka dari data diatas, keadaan laboratorium di SMP A, cukup baik.

C.    KESIMPULAN
Penelitian kuantitatif berusaha untuk menguji hubungan dua hal (variabel) atau lebih. Hal yang diuji  harus berupa variabel dalam arti memiliki variasi “nilai”, misalnya jenis kelamin (karena ada 2 nilai:  laki-laki atau perempuan),  tingkat pendidikan (karena dapat dibedakan lagi menjadi  SD, SMP, SMA, dan sarjana),  tingkat intelegensi atau IQ (karena dinyatakan dengan skor IQ yang dapat bervariasi),  dan tinggi badan (karena dapat dinyatakan dengan satuan cm yang dapat bervariasi)


D.    Daftar Pustaka
Partanto, Pius A. & M Dahlan. “ Kamus Ilmiah Populer” 1994 (Surabaya; Arkola) 388
Suharsimi Arikunto. “Proses Penelitian suatu Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta) 12
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2023657-pengertian-penelitian-kuantitatif/#ixzz2PJM2ML9C
http://nartosabdo.blogspot.com/2012/10/penelitian-kuantitatif.html
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kunatitatif, R&D”  Cet. 14 (Bandung; ALFABETA) 56
Panitia Sekolah Panitia Umum (SPU) 2010, “Metode Penelitian Go to Research University” 2010 (Malang; LKP2M UIN-Maliki Malang) 122
Koentjaraningrat “Metode-metode Penelitian  Masyarakat” 1983 (Jakarta; PT Gramedia)


[1] Partanto, Pius A. & M Dahlan. “ Kamus Ilmiah Populer” 1994 (Surabaya; Arkola) 388
[2] Suharsimi Arikunto. “Proses Penelitian suatu Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta) 12
[3] http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2023657-pengertian-penelitian-kuantitatif/#ixzz2PJM2ML9C
[4] Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kunatitatif, R&D”  Cet. 14 (Bandung; ALFABETA) 37
[5] Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kunatitatif, R&D”  Cet. 14 (Bandung; ALFABETA) 63-69
[6] http://nartosabdo.blogspot.com/2012/10/penelitian-kuantitatif.html
[7] Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kunatitatif, R&D”  Cet. 14 (Bandung; ALFABETA) 56
[8]Suharsimi, A. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. h. 136
[9] Koentjaraningrat “Metode-metode Penelitian  Masyarakat” 1983 (Jakarta; PT Gramedia) 253
[10] Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kunatitatif, R&D”  Cet. 14 (Bandung; ALFABETA) 104
[11] Suharsimi Arikunto. “Proses Penelitian suatu Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta)  166
[12] Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kunatitatif, R&D”  Cet. 14 (Bandung; ALFABETA) 124
[13] Suharsimi Arikunto. “Proses Penelitian suatu Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta) 170
[14] Suharsimi Arikunto. “Proses Penelitian suatu Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta) 180
[15] Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kunatitatif, R&D”  Cet. 14 (Bandung; ALFABETA) 137
[16] Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kunatitatif, R&D”  Cet. 14 (Bandung; ALFABETA) 138
[17] Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kunatitatif, R&D”  Cet. 14 (Bandung; ALFABETA) 143
[18] Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kunatitatif, R&D”  Cet. 14 (Bandung; ALFABETA) 145
[19] Panitia Sekolah Panitia Umum (SPU) 2010, “Metode Penelitian Go to Research University” 2010 (Malang; LKP2M UIN-Maliki Malang) 122
[20] Panitia Sekolah Panitia Umum (SPU) 2010, “Metode Penelitian Go to Research University” 2010 (Malang; LKP2M UIN-Maliki Malang) 123-125
[21] Suharsimi Arikunto. “Proses Penelitian suatu Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta) 149
[22] Suharsimi Arikunto. “Proses Penelitian suatu Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta)  344

Artikel yang Perlu Anda Baca

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar..... tapi tetap dengan sopan

Copyright © Islam Mumtaz - Blogger Theme by BloggerThemes & newwpthemes - Sponsored by Internet Entrepreneur