Oleh : Abdurrohim dan Moch. Syamsul Arifin
A. PENDAHULUAN
Banyak anggapan seseorang ketika disebutkan
kata penelitian yang dibayangkan adalah suatu kesibukan di laboratorium dan
dilakukan oleh seorang yang profesional dan ahli. Memang anggapan ini ada
betulnya, namun tidak semuanya sebuah proses penelitian seradikal itu dan
dilakukan oleh yang profesional.
![]() |
Metode Penelitian Kuantitatif |
Pada hakikatnya sebuah penelitian dapat
dilakukan dengan sederhana dan dilakukan oleh seorang pelajar, asalkan melalui
prosedur yang baik dan benar. Dikarenakan pada prinsipnya meneliti adalah
melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Sehingga meneliti
dengan data yang sudah ada tidak jauh beda dengan sebuah pelaporan dalam skala
tinggi. Dan pada skala lebih rendah dapat diartikan pula sebagai sebuah
penelitian.
Pada makalah ini, peneliti ingin membahas
tentang penelitian kuantitatif sebagai perbandingan dengan penelitian
kualitatif yang telah dibahas sebelumnya.
B. PEMBAHASAN
1. Definisi Kuantitatif
Metdode ini sering disandingkan dengan metode
kualitatif. Kuantitatif sering juga disebut dengan metode tradisional
dikarenakan telah lama digunakan dan memiliki berlandaskan filsafat positivisme
sehingga juga dikenal dengan positivistik. Dalam kamus ilmiah populer,
kuantitatif berarti “menurut kuantitas/
banyak/ jumlah”[1]
dalam hal ini Suharsimi menegaskan, penelitian kuantitatif sesuai dengan
namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya[2].
Adapaun definisi penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagain dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,
teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena alam.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk
menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan
statistik, untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, dan ada pula yang bersifat
mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal,
baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial[3].
2. Bentuk Rumusan Masalah dalam Penelitian Kuantitatif
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam penelitian kuantitatif terdapat tiga
bentuk rumusan masalah, yaitu :
a. Rumusan masalah Deskriptif, adalah
rumusan masalah yang berkenaan dengan satu variabel atau beberapa yang mandiri.
b. Rumusan masalah Komparatif, adalah rumusan masalah yang berbentuk
perbandingan antar variabel pada beberapa variabel yang berbeda, atau pada
waktu yang berbeda.
c. Rumusan masalah Assosiatif. Merupakan rumusan masalah yang menanyakan
tentang hubungan antar dua variable atau lebih. Baik berbentuk hubungan
simetris, hubungan kausal, dan interaktif/ resiprocal/ timbal balik[4].
Dari beberapa rumusan masalah ini, sebagai
lanjutannya adalah hipotesis penelitian, yang sudah tentu disesuaikan dengan
rumusan masalah yang ada. Adapun bentuk-bentuk hipotesis sebagai berikut:
a. Hipotesis Deskriptif; merupakan jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif, yaitu berkenaan dengan variabel mandiri
b. Hipotesis Komparatif; merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini, variabelnya boleh saja sama namun sampel dan
populasinya berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
c. Hipotesis Assosiatif; amerupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
assosiatif[5].
3. Jenis Penelitian Kuantitatif
Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat
menggunakan metoda dan rancangan (design) tertentu dengan mempertimbangkan
tujuan penelitian dan sifat masalah yang dihadapi. Secara garis besar berdasarkan metodenya
penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Penelitian Eksperiment
Penelitian eksperimen pada dasarnya ingin
menguji suatu sebab dan akibat dengan jalan memberikan perlakuan tertentu
kepada subyek yang diteliti. Ada tiga rancangan eksperimen:
1) Pre eksperimental (Pra eksperimental)
Rancangan ini hanya menggunakan kelompok
eksperimen saja tidak menggunakan kelompok control dan sampel diambil tanpa
menggunkan randomisasi.
2) Eksperimental murni (true eksperimental)
Rancangan ini memenuhi semua persyaratan
penelitian eksperimental, ada kelompok control dan randomisasi.
3) Eksperimen semu (quasi eksperiment)
Pemilihan subyek pada rancangan ini tidak
dilakukan secara random. Rancangan ini sering kali digunakan melakukan
eksperiment dibidang pendidikan khususnya eksperiment di dalam kelas.
b. Non eksperiment
Yang termasuk dalam jenis penelitian non
eksperiment adalah:
1) Rancangan ekspose fakto
Rancangan ini dipakai apabila keinginan untuk
menentukan hubungan antar variable tidak dapat dilakukan dengan cara
eksperimen, karena variable bebas telah bekerja dan telah menimbulkan pengaruh
terhadap variable tergantung (akibat). Berikut ini rancangan ekspose fakto yang
sering digunakan:
2) Correlation studies
Rancangan ini sangat sederhana, dua set skor
dikumpulkan, satu set untuk satu variable yang dicakup dalam penelitian dihubungkan
dengan variable lainnya. Selanjutnya dihitung koefisien korelasi untuk
menunjukkan kekuatan hubungan antar variable. Teknik statistic yang sering
digunakan adalah koefisien korelasi, regresi, dsb.
3) Causal comparative studies
Rancangan penelitian ini sederhana. Peneliti
memilih dua kelompok subjek yang berbeda dalam variable bebas, mengukur untuk
variable tergantung pada semua subyek dalam kedua kelompok tersebut. Uji
statistik yang sering digunakan adalah t-test, kai-kuadrat, analisis varian dsb.
4) Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif berkenaan dengan
pengumpulan data untuk mendeskripsikan apa dan bagaimana suatu fenomena
sebagaimana waktu penelitian dilakukan. Rancangan yang termasuk jenis ini
adalah penelitian survey.
5) Penelitian survey
Pada dasarnya rancangan survey ini hampir sama
dengan rancangan correlational studies dan causal comparative. Peneliti
mengumpulkan data dari sampel untuk satu atau lebih variable. Selanjutnya
diolah menjadi distribusi frekuensi, tandensi central, variabilitas untuk
mendeskripsikan sampel atau populasi tiap-tiap variable[6].
4. Fokus dan Fungsi Teori
Fokus teori dibedakan menjadi tiga, yaitu
teori substantif, teori formal dan midle range theory. Sedangkan fokus teori
pada penelitian kuantitatif adalah yang bersifat substantif, yang artinya is
developed for a specific area of social concern such as deliquent gange,
strike, diforce, or ras relation (dikembangkan untuk area spesifik dari
kepedulian sosial seperti perekmbangan suku, pemogokan, perceraian, atau
hubungan ras)[7].
Pada dasarnya, semua penelitian bersifat
ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal dengan sebuah teori.
Cooper and Schindler menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian sebagai
berikut:
a.
Theory narrows the range of fact we need to
study
b.
Theory suggest wich research approaches are
likely to liyeld the greatest meaning
c.
Theory suggest a syistem for the research to
impose on data in order to classify them in the most meaningful way
d.
Theory summarizes what is know about object of
study and states the uniformities that lie betond immidiate observation
e.
Theory can be used to predict further fact
that should be found.
Dalam penelitian kuantitatif, teori sebagai
landasan yang digunakan harus sudah jelas, karena teori disini berfungsi untuk
memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan
hipotesis dan sebagai refrensi untuk
menyusun instrument penelitian.
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian,
maka fungsi teori yang pertama sebenarnya digunakan untuk memperjelas dan
mempertajam ruang lingkup atau konstruk variabel yang akan diteliti. Sedangkan
fungsi teori yang kedua, adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun
instrument penelitian.
5. Cara Manyusun Instrument
Karena pada prinsipnya meneliti adalah
melakukan pengukuran maka harus alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian
biasanya dinamakan instrument penelitian. Instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah.[8]
Variabel sendiri dalam penelitian kuantitatif,
memeiliki ciri-ciri fakta sosial dengan angka[9]. Instrument-instrument
yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia
dan telah teruji, validitas dan reabilitasnya variabel-variabel dalam ilmu
alam, misalnya panas maka instrumentnya adalah calorimeter, suhu
menggunakan isntrument thermometer dan lain sebagainya. Namun instrument
penelitian dalam bidang sosial umumnya, yang sudah baku sulit ditemukan,
sehingga peneliti dalam bidang ini seringkali menyusun sendiri termasuk
pengujian validitas dan reabilitasnya. Untuk dapat menetapkan indikator-indikator
(sebagai alat isntrument penelitian) dari setiap variabel yang diteliti maka
diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan
teori-teori yang mendukungnya. Penggunaan teori untuk menyusun instrument harus
secermat mungkin agar diperoleh indikator yang valid[10].
Setelah
tersedia instrument yang terstandar, maka peneliti boleh menggunakannya untuk
mengumpulkan data. Bagi instrument yang belum tersedia (indikator variabel
belum ditemukan), maka peneliti harus menyusun sendiri, mulai dari perencanaan,
penyusunan sampai pengadaan uji coba. Terdapat beberapa prosedur dalam
pengadaan instrument, yaitu:
a. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi
variabel.
b. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan
pedoman wawancara.
c. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrument dengan pedoman mengerjakan surat
pengantar, kunci jawaban dan lain sebagainya.
d. Uji coba, baik dalam skala kecil maupun besar
e. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan
saran-saran.
f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dan
mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba[11].
Setelah penyusunan instrumen, diperlukan pula validatas dan reabilitas
instrument. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid. Sedangkan untuk menunjukkan konsitensi instrument
digunakan reabilitas intrument[12].
Validitas instrument, terbagi menjadi dua, a) Eksternal; merupakan
data yang dihasilkan dari instrumen, sesuai dengan data atau informasi lain.
dan b) Internal, merupakan kesesuaian antara bagian-bagian instrument,
dengan instrument keseluruhan.[13]
Sedangkan reabilitas instrument, menunjukkan pada sebuah pengertian bahwa
instrument yang digunakan sudah baik (secara continue). Reabilitas ini juga
terbagi menjadi dua, yakni a) Eksternal,
dengan cara membuat dua perangkat yang berbeda yang selanjutnya
dikorelasikan. Atau dengan cara menguji
dengan berulang. dan b) Internal, dengan cara menganalisa data dari
hasil pengetasan[14].
6. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara (Interview)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil/ sedikit[15].
Teknik ini dapat dilakukan secara terstruktur
atau tidak terstruktur, baik melalui tatap muka atau dengan telephone. Adapaun
anggapan yang harus dipegang oleh peneliti dalam melakukan tekni ini, antara
lain :
1) Bahwa subyek (reponden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri
2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya.
3) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti[16].
b. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seprangkat pertanyaan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Teknik ini bagus digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar luar diberbagai wilayah. Adapaun
beberapa prinsip dalam penggunaan teknik ini antara lain:
1)
Isi dan tujuan; maksudnya pertanyaan yang digunakan berbentuk
pengukuran yang berskala dan itemnya mencukupi untuk mengukur variabel.
2)
Bahasa; maksdunya adalah penggunaan bahasa
yang mudah dimengerti bagi responden.
3)
Tipe dan Bentuk Pertanyaan; penggunaan
pertanyaan dapat berupa pertanyaan terbuka atau tertutup.
4)
Pertanyaan tidak mendua (double-berreled);
artinya, pertanyaan hal yang berbeda, tidak disatukan dalam satu pertanyaan[17].
5)
Tidak menanyakan hal yang sudah dilupakan oleh
responden.
c. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain. Teknik ini berbeda dengan teknik sebelumnya,
yang selalu berkomunikasi dengan orang, dalam teknik observasi tidak hanya
dengan orang namun juga obyek-obyek yang lain. Observasi terbagi menjadi dua,
yaitu :
1) Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan
kegiatan sehari-sehari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
2) Obervation Nonparticipant
Peneliti dalam teknik ini tidak terlibat
langsung, namun sebagai peneliti independen. Salah satu conoth dalam proses
Tempt Pemungutan Suara (TPS), peneliti mengamati prilaku masyarakat dalam hal
menggunakan hak suaranya, sampai masalah interaksi mereka dengan panitia.
Disini peneliti mengamati dan menganalisa
serta membuat kesimpulan[18].
7. Teknik Analisis Data
Sebelum membahas Analisis data, perlu
dikemukakan disini data yang dimaksud dalam penelitian kuantitatif, data
merupakan kata bentuk jamak dari datum yang memiliki arti karunia, pemberian
atau penyajian.
Sedangkan data secara definitif berarti “
kumpulan angka, fakta, fenomena atau
keadaan yang merupakan hasil pengamatan, pengukuran atau pencacahan terhadap
karakteristik atau sifat dari obyek yang dapat berfungsi untuk membedakan objek
yang satu dengan lainnya pada sifat yang
sama[19].
Adapaun jenis data berdasarkan skala ukurannya
terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Data Nominal, adalah data yang mengandung unsur penamaan. Skala ini
memiliki ciri utama, yaitu Kategori data bersifat mutually exclusive (satu
objek masuk hanya pada satu kelompok saja) dan kategori datanya tidak bersifat
logis
b. Data Ordinal, adalah data yang selain memiliki penamaan, juga memiliki
unsur urutan (order= urut). Ciri data ini berupa kategori data disusun dengan
urutan logis sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki.
c. Data Ratio, merupakan data yang selain memiliki penamaan, dan urutan, juga
intervalnya bermakna dan angka nolnya mutlak, sehingga rationya memiliki makna[20].
dalam penelitian kuantitatif merupakan
kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain telah
terkumpul. Kemudikan dilakukanlah analisis data ini. maksdunya adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari tiap variabel
yang diteliti , melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, serta
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Terdapat dua
macam analisis data, yaitu : Statistik Deskriptif dan Inferensial. Statistik
Deskriptif, Adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Analisis data macam ini digunakan pada populasi (bukan pada sampel), namun
apabila berupa sampel, maka dapat digunakan deskriptif dan Inferensial.
Statistik Inferensial, atau sering disebut dengan statistik induktif, adalah
teknik yang digunakan untuk menganalisa data sampel dan hasilnya digunakan
untuk populasi.
Teknik Statistik Inferensial ini juga disebut
dengan probabilitas, dikarenakan kesimpulan yang diambilkan dari sampel untuk
populasi itu sebenarnya masih bersifat peluang (probability). Sedangkan Statistik
Inferensial terbagi menjadi dua, Parametris (digunakan untuk menguji parameter
populasi melalui statistik) dan Nonparametris (menguji distribusi)[21]
8. Penarikan Kesimpulan

|
|
|
|
![]() |
|||
![]() |
a. Kesimpulan statistik
Dalam mengelola jenis data kuantitatif yang
bersifat statistik dengan mempertimbangkan sampel. Kesimpulan penelitian yang
menggunakan teknik statistik dapat digeneralisasikan pada populasi, apabila
dari sampel dapat diketahui bahwa populasinya berdritribusi normal. Namun
apabila tidak berdristribusi maka harus menggunakan satatistik non-parametik.
b. Kesimpulan Nonstatistik
Dalam penelitian kuantitatif, penarikan
kesimpulan dengan cara mencari proporsi, mencari presentase dan rasio. Jika analisis
datanya berupa proporsi, presentasi ataupun rasio maka kesimpulannya
disesuaikan dengan permasalahannya[22].
Sebagai contoh :
Peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang
laboratorium IPA, di sebuah SMP A,
didalam pedoman laboratorium yang dikeluarkan Departemen B, sudah tentu
sudah dicantumkan persyaratan dan standart sebuah laboratorium. Persyaratan
tersebut dijadikan standar untuk mengukur keadaan laboratorium dengan menilai
berbagai aspek dalam bentuk angka kuantitatif.
·
Kelengkapan alat : 75 %
·
Pengaturan :
70 %
·
Penggunaan :
60 %
Rata-rata penilaian menjadi [75% + 70 % + 60 %] = + 68%
3
Apabila sebelumnya peneliti sudah menetukan standar bahwa
:> 75% baik, antara 60%-75% cukup, < 60% kurang baik, maka dari data
diatas, keadaan laboratorium di SMP A, cukup baik.
C. KESIMPULAN
Penelitian kuantitatif berusaha untuk menguji
hubungan dua hal (variabel) atau lebih. Hal yang diuji harus berupa variabel dalam arti memiliki
variasi “nilai”, misalnya jenis kelamin (karena ada 2 nilai: laki-laki atau perempuan), tingkat pendidikan (karena dapat dibedakan
lagi menjadi SD, SMP, SMA, dan
sarjana), tingkat intelegensi atau IQ
(karena dinyatakan dengan skor IQ yang dapat bervariasi), dan tinggi badan (karena dapat dinyatakan
dengan satuan cm yang dapat bervariasi)
D. Daftar Pustaka
Partanto, Pius A. & M Dahlan. “ Kamus
Ilmiah Populer” 1994 (Surabaya; Arkola) 388
Suharsimi Arikunto. “Proses Penelitian suatu
Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta) 12
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2023657-pengertian-penelitian-kuantitatif/#ixzz2PJM2ML9C
http://nartosabdo.blogspot.com/2012/10/penelitian-kuantitatif.html
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif,
Kunatitatif, R&D” Cet. 14 (Bandung;
ALFABETA) 56
Panitia Sekolah Panitia Umum (SPU) 2010,
“Metode Penelitian Go to Research University” 2010 (Malang; LKP2M UIN-Maliki
Malang) 122
Koentjaraningrat “Metode-metode
Penelitian Masyarakat” 1983 (Jakarta; PT
Gramedia)
[2]
Suharsimi Arikunto. “Proses
Penelitian suatu Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta) 12
[3] http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2023657-pengertian-penelitian-kuantitatif/#ixzz2PJM2ML9C
[4] Sugiyono, “Metode Penelitian
Kualitatif, Kunatitatif, R&D” Cet.
14 (Bandung; ALFABETA) 37
[5] Sugiyono, “Metode Penelitian
Kualitatif, Kunatitatif, R&D” Cet.
14 (Bandung; ALFABETA) 63-69
[6]
http://nartosabdo.blogspot.com/2012/10/penelitian-kuantitatif.html
[7]
Sugiyono, “Metode Penelitian
Kualitatif, Kunatitatif, R&D” Cet.
14 (Bandung; ALFABETA) 56
[8]Suharsimi, A. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. h. 136
[9]
Koentjaraningrat “Metode-metode
Penelitian Masyarakat” 1983 (Jakarta; PT
Gramedia) 253
[10]
Sugiyono, “Metode Penelitian
Kualitatif, Kunatitatif, R&D” Cet.
14 (Bandung; ALFABETA) 104
[11]
Suharsimi Arikunto. “Proses
Penelitian suatu Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta) 166
[12]
Sugiyono, “Metode Penelitian
Kualitatif, Kunatitatif, R&D” Cet.
14 (Bandung; ALFABETA) 124
[13]
Suharsimi Arikunto. “Proses
Penelitian suatu Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta) 170
[14]
Suharsimi Arikunto. “Proses
Penelitian suatu Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta) 180
[15]
Sugiyono, “Metode Penelitian
Kualitatif, Kunatitatif, R&D” Cet.
14 (Bandung; ALFABETA) 137
[16]
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif,
Kunatitatif, R&D” Cet. 14 (Bandung;
ALFABETA) 138
[17]
Sugiyono, “Metode Penelitian
Kualitatif, Kunatitatif, R&D” Cet.
14 (Bandung; ALFABETA) 143
[18]
Sugiyono, “Metode Penelitian
Kualitatif, Kunatitatif, R&D” Cet.
14 (Bandung; ALFABETA) 145
[19]
Panitia Sekolah Panitia Umum (SPU)
2010, “Metode Penelitian Go to Research University” 2010 (Malang; LKP2M
UIN-Maliki Malang) 122
[20]
Panitia Sekolah Panitia Umum (SPU)
2010, “Metode Penelitian Go to Research University” 2010 (Malang; LKP2M
UIN-Maliki Malang) 123-125
[21]
Suharsimi Arikunto. “Proses
Penelitian suatu Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta) 149
[22]
Suharsimi Arikunto. “Proses
Penelitian suatu Pendekatan Peraktik” 2006 (Jakarta; PT. Rineka Cipta) 344
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar..... tapi tetap dengan sopan