
Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari video lipsync duo ABG yang di upload pada akhir-akhir ini, namun realita dilapangan, justru para pecandu “internet” mengelu-elukan kehadiran video tersebut. Bahkan lagu dangdut koplo yang dinyanyikan oleh penyanyi asal Bandung bernama Lisa ini menjadi terkenal. Hingga saat ini, tercatat ratusan ribu orang yang telah mendownload lewat situs you tube, sehigga membuatnya “seperti super star jadi-jadian”.
Duss, sangat ironis sekali, penduduk yang mayoritas umat islam, justru lebih tergiur dengan video yang “kurang memiliki” manfaat, dibandingkan dengan video yang lebih mengarah ke-education apalagi kepada hal-hal yang dibutuhkan jiwa dan ruh mereka.
Realita rasa penasaran yang begitu amat besar, yang telah ditampakkan masyarakat menjadi fenomena yang menarik untuk dikaji. Sangat ironis memang, jika kita menyamakan psikologi masyarakat ini dengan psikologi “Remaja” yang notabennya lebih senang dengan hal yang baru, labil, serta sering penasaran. Namun realitanya, memang seperti itu. Dan apakah masyarakat kita masih belum dewasa? Sehingga dibutuhkan peran pendidikan “Orang Tua/ Figure/ Agama” seperti halnya “remaja”?
Salah satu bukti masalah ini, adalah apa yang di paparkan ahli psikologi pendidikan, Drs. Aceng Kosasih M. Ag, ia berpendapat. Ternyata pendidikan diindonesia memiliki kegagalan dibidang peningkatan afektif (nilai, norma dan sikap), dan yang dipentingkan hanyalah pengembangan ranah kognitif dan psikomotorik. Maka kiranya tidak heran, psikologi Masyarakat tak ubahnya, seperti masa remaja dan belum dewasa. (adam)
Realita rasa penasaran yang begitu amat besar, yang telah ditampakkan masyarakat menjadi fenomena yang menarik untuk dikaji. Sangat ironis memang, jika kita menyamakan psikologi masyarakat ini dengan psikologi “Remaja” yang notabennya lebih senang dengan hal yang baru, labil, serta sering penasaran. Namun realitanya, memang seperti itu. Dan apakah masyarakat kita masih belum dewasa? Sehingga dibutuhkan peran pendidikan “Orang Tua/ Figure/ Agama” seperti halnya “remaja”?
Salah satu bukti masalah ini, adalah apa yang di paparkan ahli psikologi pendidikan, Drs. Aceng Kosasih M. Ag, ia berpendapat. Ternyata pendidikan diindonesia memiliki kegagalan dibidang peningkatan afektif (nilai, norma dan sikap), dan yang dipentingkan hanyalah pengembangan ranah kognitif dan psikomotorik. Maka kiranya tidak heran, psikologi Masyarakat tak ubahnya, seperti masa remaja dan belum dewasa. (adam)


1 komentar:
ya gmn ya...? klo boleh komen gw juga punya argumentasi nih..
memang benar apa yang telah engkau tulis dan saya setuju terhadap artikel anda ini.
sebenarnya di Indonesia merupakan negara sorga dunia dimana semua masyarakatnya merupakan negara yang konsumtif dan selalu menngikuti westernisasi, di ilmu sosiologipun mengatakan bahwasannya kecenderungan orang Indonesia untuk bergaya seperti orang barat itu memang sudah dari leluhur mereka yang tak dapat di pungkiri keikutsertaan dalam gaya hidup.
;;)
Posting Komentar
silahkan komentar..... tapi tetap dengan sopan